Tugas Individu
Pengantar Bisnis
(softskill)
Analisis Persaingan
Bisnis
Reza Dwi Ardianto
27213493
1-EB-06
Fakultas
Ekonomi
Jurusan
Akuntansi
Persaingan Bisnis antara Perusahaan
Adidas dan Nike
A. Sejarah Perusahaan
1. Adidas
Sejarah merk sepatu yang sangat terkenal ini dimulai
pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik Ibunya. Waktu itu
Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga. Karena
tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan
tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya
Rudolf Dassler mendirikan "Dassler Brothers OGH" yang nantinya
menjadi cikal bakal Adidas sekarang.
Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler
Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai
oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan
sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses
pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler.
Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing
membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu 'Puma' sedangkan Adi
membuat merk 'Adidas.'
Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler
dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler
yakni 'das' sehingga menjadi kata 'Adidas'. Sekadar informasi bahwa nama asli
dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama
Adolf sebagai Adi. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian,
adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau
sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh.
Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark
dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi
logo.
Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya.
Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya.
Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai
titik kesuksesannya, dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga
dunia seperti Olimpiade Helsinki, Melbourne, Roma dan lainnya. Serta saat itu
tim sepakbola Jerman menjadi juara dunia sepakbola dengan menggunakan sepatu
Adidas. Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan
menggunakan konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun
terangkai. Konsep tiga daun ini memiliki makna simbolisasi dari semangat
Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua. Sejak saat itulah Adidas menjadi
sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade diseluruh dunia.
Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami
liku-liku perkembangan usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi
dengan menerapkan konsep 'We knew then - we know now' yang kurang lebih
menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga kini. Adapun logo baru
yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang membentuk tanjakan
yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak saat itu logo
Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.
2.
Nike
Nike adalah salah satu perusahaan
sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat yang termasuk salah satu
perusahaan terbesar di dunia. Nike didirikan oleh Phil Knight, seorang
pelari jarak menengah dan mahasiswa akutansi di Universitas Oregon pada tahun
1964 dan Phil Bowerman seseorang yang suka mengembangkan produk sepatu. Phil
Knight gemar berlari sewaktu kuliah di University of Oregon. Pada waktu itulah
ketertarikannya pada sepatu olahraga muncul karena saat itu Bowerman secara
terus-menerus berusaha mengembangkan sepatu berlari yang baru.
Pada masa itu, sepatu berlari
mempunyai kualitas yang jauh lebih buruk dibanding saat ini. Merasa tidak
begitu ahli dalam mengembangkan sepatu, Knight seringkali mencoba bereksperimen
dengan sepatu penemuan terbaru Bowerman. Pada waktu dia kuliah di Stanford GSB
mimpinya mengenai Nike mulai muncul. Di dalam kelas bisnis yang diajar Frank
Shallenberger, Knight menemukan cintanya yang lain di samping olahraga. Dia
menyadari bahwa dirinya seorang entrepreneur.
Dia menemukan banyak ide. Di
kelas Knight juga belajar membuat business plan. Karya ilmiahnya yang
berjudul ”Can Japanese Sports Shoes Do to German Sports Shoes What Japanese
Cameras Did to German Cameras?”, adalah dasar pikirannya yang berkembang ke
arah berjualan sepatu olahraga. Kemudian Knight mulai menggagas impor sepatu
jepang ke Amerika Serikat untuk bersaing dengan merek Jerman seperti Adidas dan
Puma yang kemudian berhasil mendominasi pasar Amerika Serikat. Hal ini
ditunjang pula dengan harga sepatu jepang yang relatif lebih murah sehingga
sangat laku di pasaran. Awalnya Knight hanya berjualan keliling dengan tujuan
stadion atletik, dimana penjualan secara pelan tapi pasti meningkat secara
dramatis. Pada 1970-an, dia mulai memasarkan produk untuk pelari
non-profesional.
Kemudian ia membuka pasar yang
lebih luas dan mengubah image sepatu lari menjadi sepatu fashion untuk menarik
semua kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa. Pada tahun 1987 Nike merilis
model pertamanya yaitu Air Max Line dengan mengunggulkan gelembung udara (Air
Bubbles) dan kenyamanannya sehingga dapat meyakinkan banyak orang untuk membeli
sepasang sapatu Air Max Line. Terobosan terbesar Nike adalah Michael
Jordan, yang ditandatangani langsung dari University of North Carolina. Inilah
yang membuat Nike menang dari kompetisi dengan Reebok yaitu perusahaan yang
pernah melampaui penjualan sepatu Nike.
Selain itu, agar produk
mudah diingat konsumen, dibutlah logo khusus yang melambangkan Nike yaitu
“Swoosh” yang diciptakan tahun 1971 oleh Carolyin Davidson, seorang mahasiswi
desain grafis di Portland State Universty. Logo ini digunakan sebagai motif
pada sepatu sejak tahun 1970-an, sedangkan tanda centang pada desain logo
perusahaan terdaftar sebagai merek dagang pada tahun 1995. Logo ini
terinspirasi dari arti Nike itu sendiri yang diambil dari mitologi bangsa
Yunani yaitu Dewi Nike (dewi kekuatan) yang bersayap. Dan untuk lebih
melengkapinya Nike juga membuat slogan yang mudah diingat konsumen yaitu “Just
Do I” yang berarti “lakukan saja”, fungsinya adalah sebagai nasehat agar
orang-orang tidak mudah menyerah.
B.
Adidas
dan Nike di Indonesia
Di Indonesia sendiri, Adidas dan
Nike sudah sangat terkenal. Dimana-mana bisa kita lihat masyarakat Indinesia
menggunakan produk ini. Di Indonesia juga terdapat beberapa pabrik Adidas yang
beroperasi. Salah satunya di daerah Jakarta, pabrik tersebut bernama GEOX.
Dua prinsipal produsen sepatu
asal Korea dengan merek Adidas dan Geox akan membangun pabrik baru di Indonesia
dengan total investasi 150 juta dolar AS. Sejauh ini sudah empat perusahaan
yang masuk dengan total investasi 200 juta dolar AS. Sejauh ini sudah empat
perusahaan yang masuk dengan total investasi 200 juta dolar AS. Hal ini tidak
terlepas dari adanya relokasi pabrik dan pengalihan order sepatu ke Indonesia.
Produksi Adidas yang paling
digemari oleh masyarakat di Indonesia adalah sepatu futsal dan sepatu sepakbola. dengan
berbagai bahan, Adidas selalu mengeluarkan inovasi terbaru.
Nike telah beroperasi di
Indonesia sejak 1988 dan hampir sepertiga dari sepatu yang ada sekarang
merupakan produk dari sana. Dalam sebuah wawancara pers di November 1994,
koordinator perusahaan Nike di Indonesia, Tony Band, mengatakan perusahaan yang
digunakan di Indonesia berjumlah 11 kontraktor. Di antaranya merupakan
bekas-bekas basis perusahaan asosiasi Nike di Korea Selatan dan Taiwan -yang
juga pada saat yang sama menghasilkan untuk merek lain seperti Reebok, Adidas
dan Puma.
Hubungan antara Nike dan
kontraktor di Indonesia cukup dekat. Setiap personel Nike di setiap pabrik di
Indonesia memeriksa kualitas dan pengerjaan yang memenuhi persyaratan ketat
Nike.
Sebagian besar pabrik yang
memproduksi untuk Nike berlokasi di daerah yang baru dikembangkan untuk
industri ringan di Tangerang dan Serang, sebelah barat Jakarta. Pada pabrik
yang dimiliki Korea (dan beberapa yang dimiliki Indonesia juga) manajemen
puncaknya dipegang oleh orang Korea. manajer tingkat menengah dan supervisor
juga dapat berasal dari Korea atau Indonesia. Tapi para pekerja produksi semua
berasal dari Indonesia, terutama wanita muda dalam kelompok usia 16-22,
biasanya pekerja tersebut berasal dari pulau Jawa.
C. Persaingan
Adidas
dan Nike adalah dua perusahaan besar yang bergerak dibidang olahraga. Maka menurut
saya persaingan antara Adidas dan Nike sangatlah ketat. Ketatnya persaingan ini
membuat kedua perusahaan terus meningkatkan mutu dan kualitas produk yang
ditawarkan.
Adidas
dan Nike memliki daerah kekuasaan masing dimana Adidas menguasi Eropa sedangkan
Nike menguasai Amerika. Nike berjaya dibidang Basket dan Tennis dan tentuya
Amerika sangat populer dalam bidang olahraga ini. Adidas menguasai Eropa karena
produk Adidas terkenal di bidang sepak bola dimana Eropa juga sangat terkenal
dalam bidang sepak bola. Dan juga Adidas adalah sponsor nomor 1 FIFA. Di Asia ,
Adidas dan Nike mungkin tidak terlihat siapa yang berkuasa karena pengguna 2
produk ini bisa dikatakan berimbang.
Adidas
dan Nike benar-benar sangat terkenal. Dimana-dimana orang menggunakan kedua
produk ini. Mulai dari kaos, jacket, celana, sepatu, sandal, tas, bahkan
perfume. Karena kualitas yang ditawarkan kedua perusahaan inilah yang membuat
produknya banyak dikenakan oleh masyarakat.
Banyak
sekali produk yang sudah di produksi oleh Adidas dan Nike khususnya dalam
sepatu. Begitu banyak jenis sepatu yang telah dikeluarkan Adidas dan
Nike.
Sepatu Adidas
diantaranya :
- Adidas Dragon
- Adidas Climacool
- Adidas Response
- Adidas Gazelle
- Adidas Samoa
- Adidas Campus
- Adidas Vespa
- Adidas Samba
- Adidas KZK
- Adidas Ronero
- Adidas Cup 68
- Adidas Torsion
- Adidas Adizero
- Adidas Supernova
- Adidas Adipower
- Adidas Pro Model
- Adidas T MAX
- Adidas Predator
- Adidas Bounce
- Adidas 11pro
Sepatu Nike
diantaranya :
- Nike SB
- Nike Eric Koston
- Nike ID
- Nike Blazer
- Nike 6.0
- Nike World Famous
- Nike Presto
- Nike Air Max
- Nike Lunarglide
- Nike Mercurial
- Nike CTR360
- Nike CR7
- Nike Hyperdunk
- Nike Hyperfuse
- Nike Hyperforce
- Nike Lebron
- Nike Air Jordan
- Nike Foamposite One
- Nike Kobe
- Nike Dunk
Adidas dan Nike pun menggunakan orang orang yang terkenal
untuk menjadi bintang iklan dalam iklan produk-produk mereka umumnya pemain
olahraga. Adidas menggunakan bintang pemain basket yaitu Derrick Rose , Dwight
Howard. Jika pemain sepak bola ada Lionel Messi, David Beckham, Dacid Villa,
dll. Bahkan penyanyi seperti Katy Perry, Nicki Minaj dan girlband korea 2NE1
menjadi bintang iklan adidas.
Tidak mau kalah , Nike pun mengggunakan lebih banyak
bitang olahraga dalam hal periklanan seperti pemain basket LeBron James sebagai
MVP 2013 , Kobe Bryant, Michael Jordan. Dalam sepak bola, Nike menggunakan
Fernando Torres, Neymar, Wayne Rooney, dll. Nike tidak main-main soal
periklanan, bahkan Nike menggunakan pemain golf nomer 1 dunia Tiger Woods dan
juga mantan petenis nomor 1 dunia yaitu Roger federer. Nike pun menduetkan
bitang sepak bola Christiano Ronaldo dan petenis nomor 1 dunia yaitu Rafael
Nadal dalam satu iklan.
Adidas pernah mengalami masalah di Indonesia PT. Panarub memecat para
buruhnya terkait dengan aktivitas mereka di serikat buruh. Namun PHK sepihak
ini tidak menciutkan nyali kaum buruh dan terbukti pada tahun berikutnya
demonstrasi terus berlangsung, walau segala bentuk kekerasan harus dihadapi
para pekerja.
Tahun
2001, kesewenangan pabrik sepatu ini berlanjut dengan dipenjarakannya seorang
buruh perempuan yang bernama Ngadinah. Ia dituntut atas demonstrasi setahun
sebelumnya ketika 8.000 buruh berunjuk rasa untuk menuntut hak-hak mereka yang
dilanggar. Pihak perusahaan ternyata sudah lama mengincar dan mencari-cari
kesalahan lalu menghukumnya untuk menimbulkan efek jera bagi buruh lainnya.
Namun cara ini tidak memadamkan gejolak buruh-buruh Panarub dalam
memperjuangkan haknya.
Ya meskipun Adidas ataupun Nike mendapat masalah
apapun, tetap saja kedua perusahaan ini tetap menjaga kualitas dari produknya.
Bisa dibilang Nike yang menguasai karena kualitas yang
bagus dan harga yang standar. Adidas juga tidak kalah dalam hal kualitas namun
mungkin harganya yang lebih tinggi dari Nike. Jika ditanya manakah yang lebih
bagus itu tergantung dari para konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar